status-status quo

Posted on April 10, 2009. Filed under: islam indie |

daun1 (dibagi yaaa…)

.

pejamkan mata barang sejenak
dan bayangkan kita adalah air

maka kita alami tuk mengalir
terus dan terus mengalir
membagi yang penuh
mengisi yang kosong

hingga tiba satu waktu
ketika aku menjadi awan yang dingin
engkaulah lautan luas yang panas
aku turunkan hujan sejukkan rasa
kau terbangkan uap hangatkan jiwa

maka aku tetap ada, hangat kembali
dan engkau tetap ada, sejuk kembali

kita sejenak seimbang

lalu bayangkan lagi satu waktu
aku turun menjadi lautan yang luas
engkau naik menjadi awan diatasku
kau turunkan hujan pelukkan rasa
aku terbangkan uap sambutkan jiwa

kita sejenak silih berganti

kita sama-sama manusia
dalam berbeda peran
saling melengkapi
saling mengisi

dan ketika bertemu di tengah-tengah : serasi…

..

tapi apa jadinya jika kita terhenti?

aku tertahan dingin diatas
membeku
kau tersendat panas dibawah
mengeruh

kita sama-sama kesakitan

atau aku tertambat di bawah
luka
dan kau terikat diatas
duka

kita sejenak sama-sama ga karu-karuan

kita menjadi manusia
yang tertahan di ujung-ujung waktu
tetap dan begitu-begitu saja
jatuh tidak
naik tidak

maka kosonglah hidup ini di tengah-tengahnya

tak ada aliran
tak ada kesegaran
hidup sulit, mati tak bisa

bayangkanlah bahwa kita adalah air
kita alami tuk mengalir
maka temukan nadanya
nikmati iramanya

bak darah membawa kehidupan mengililingi tubuh lewat nadi
dan vena membawa kekotoran keluar dari sang diri
darah mengalir
sesuai saatnya sesuai tempatnya
silih ganti silih asih
maka temukan detaknya
nikmati geraknya

karena kita adalah harmonisasi tersendiri

adalah manusia-manusia tertentu yang terlahir tuk mengalir
tak mampu bertahan dalam status-status quo melulu
mereka yang tercatat di kitab-kitab suci itu bahkan tidak membuat apa-apa, selain memberi aliran pada kehidupan yang tersendat di masanya..
dari keadaan yang membeku dan mengeruh
menjadi kehidupan lebih utuh
memberi kehangatan baru

..

so.. maukah kita mengalir bersama?
temukan nadanya? nikmati iramanya?
temukan detaknya? nikmati geraknya?

maka mari perlahan kita kenali diri dalam jiwa ini
rasakan ketika ia mengalir, rasakan juga ketika ia tersendat
rasakan ketika ia hangat sejuk, rasakan pula ketika ia beku keruh

sampai kita temui harmoninya

di kejujuran, sesungguhnya setiap jiwa yang hidup ingin mengalir
cermin kehidupan itu sendiri..

.

salam
anis

Make a Comment

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...