status-status quo
(dibagi yaaa…)
.
pejamkan mata barang sejenak
dan bayangkan kita adalah air
…
maka kita alami tuk mengalir
terus dan terus mengalir
membagi yang penuh
mengisi yang kosong
hingga tiba satu waktu
ketika aku menjadi awan yang dingin
engkaulah lautan luas yang panas
aku turunkan hujan sejukkan rasa
kau terbangkan uap hangatkan jiwa
maka aku tetap ada, hangat kembali
dan engkau tetap ada, sejuk kembali
kita sejenak seimbang
lalu bayangkan lagi satu waktu
aku turun menjadi lautan yang luas
engkau naik menjadi awan diatasku
kau turunkan hujan pelukkan rasa
aku terbangkan uap sambutkan jiwa
kita sejenak silih berganti
kita sama-sama manusia
dalam berbeda peran
saling melengkapi
saling mengisi
dan ketika bertemu di tengah-tengah : serasi…
..
tapi apa jadinya jika kita terhenti?
aku tertahan dingin diatas
membeku
kau tersendat panas dibawah
mengeruh
kita sama-sama kesakitan
atau aku tertambat di bawah
luka
dan kau terikat diatas
duka
kita sejenak sama-sama ga karu-karuan
kita menjadi manusia
yang tertahan di ujung-ujung waktu
tetap dan begitu-begitu saja
jatuh tidak
naik tidak
maka kosonglah hidup ini di tengah-tengahnya
tak ada aliran
tak ada kesegaran
hidup sulit, mati tak bisa
…
bayangkanlah bahwa kita adalah air
kita alami tuk mengalir
maka temukan nadanya
nikmati iramanya
bak darah membawa kehidupan mengililingi tubuh lewat nadi
dan vena membawa kekotoran keluar dari sang diri
darah mengalir
sesuai saatnya sesuai tempatnya
silih ganti silih asih
maka temukan detaknya
nikmati geraknya
karena kita adalah harmonisasi tersendiri
…
adalah manusia-manusia tertentu yang terlahir tuk mengalir
tak mampu bertahan dalam status-status quo melulu
mereka yang tercatat di kitab-kitab suci itu bahkan tidak membuat apa-apa, selain memberi aliran pada kehidupan yang tersendat di masanya..
dari keadaan yang membeku dan mengeruh
menjadi kehidupan lebih utuh
memberi kehangatan baru
..
so.. maukah kita mengalir bersama?
temukan nadanya? nikmati iramanya?
temukan detaknya? nikmati geraknya?
maka mari perlahan kita kenali diri dalam jiwa ini
rasakan ketika ia mengalir, rasakan juga ketika ia tersendat
rasakan ketika ia hangat sejuk, rasakan pula ketika ia beku keruh
sampai kita temui harmoninya
di kejujuran, sesungguhnya setiap jiwa yang hidup ingin mengalir
cermin kehidupan itu sendiri..
.
salam
anis
Tinggalkan komentar