surga yang ada borobudurnya..

Posted on April 22, 2008. Filed under: 1 |

(ini tamzil tuk lukiskan perasaan saya, ketika saya pernah menghadiri sebuah pengajian yang mengharamkan berkunjung ke Borobudur. katanya karena borobudur itu adalah tempat ibadahnya umat budha. dengan perbandingan, orang non muslim aja ga boleh masuk masjidil haram. maka muslim juga ga boleh masuk tempat ibadah orang lain.
jelas saya protes, sampai gemetar seluruh tubuh saya… dari mana tuh hukum kaya gitu???

sedih saja.. saya melihat Borobudur “bukan” sebagai islam, budha, kristiani atau apa loh.
tapi saya melihat Borobudur sebagai Indonesia..
dan kak Andri di sana, adalah kakak saya yang baik dan yang suka membuat saya tertawa kembali… ;P )

Jika Anis kecil jadi adik mentoringnya kak Andri

Anis : kak Andri, di surga itu ada apa sih?

K’Andri : ada sungai yang didalamnya mengalir air susu.

Anis : wah, dari kecil saya kurang suka minum susu kak..

K’Andri : ada sungai yang mata airnya berlimpah dan tidak pernah kering..

Anis : ehmm, saya mandi 2 kali sehari, wudlu 5 kali sehari dan minum 3 liter sehari..

K’Andri : ada bidadari yang cantik jelita..

Anis : e, saya perempuan kak.. biasa saja kalau lihat bidadari cantik..

K’Andri : apa lagi ya?? Gini deh, di surga itu ada segala yang menyenangkan kita, ada segala yang kita butuhkan, bahkan ada semua yang kita sayangi, kasihi, cintai..
Semuanya ada…

Anis : kalau begitu, di surga ada Borobudur ya?

K’Andri : Borobudur?

Anis : iya, saya kasihan pada Borobudur, kak. Borobudur dulu termasuk tujuh keajaiban dunia. Borobudur adalah maha karya ciptaan manusia dalam sejarah keberadaan manusia dimuka bumi. Sekarang Borobudur tidak lagi masuk 7 keajaiban dunia itu. Belum lagi, sudahkah bangsa ini tidak diajari tuk hargai karya bangsanya, sekarang diharamkan loh oleh sebagian orang tuk mendatangi Borobudur. Saya kasihan pada Borobudur..
boleh ga ya Borobudur masuk surga??

K’Andri : wah, ga ada dalilnya tuh..

Anis : gini aja deh, kak Andri kan di surga dapet bidadari cantik. K’Andri kan laki-laki. Saya yang perempuan tidak ada bidadaranya, maka saya sebagai orang Indonesia minta Borobudur di dalam surga saja ah..
Boleh ga ya??? Hehehe.. boleh dong, boleh.. pleaseeee…

K’Andri : kalau saya Tuhan, dan kalau surga ga akan keberatan dengan Borobudur, tentu semua boleh.. termasuk sepeda yang saya cintai itu…

Anis : kalau gitu, Asmat juga ya.. Toraja juga ya.. Bunaken juga ya.. Ambalat juga ya.. semua Indonesia deh..

K’Andri : sebentar-sebentar.. nih sebetulnya, surga itu dimana ya??

Anis : tuh dari pada bingung gitu, kenapa ga kita buat Indonesia ini selayak surga..?? surga yang nyata dan bukan angan-angan! kan katanya beragama jangan seperti berangan-angan. tapi nyata menyenangkan, membahagikan, tidak ada sedih, tidak ada kekeringan, berlimpah gizinya seperti air susu, selalu ada yang kita butuhkan juga ada semua yang kita sayangi, cintai dan kasihi..
ehmm, ini doa saya kak Andri..
“Ya Allah aku ingin buat surgaMu ada di sini.. di Indonesia, tumpah darahku..”

K’Andri dan Anis bersamaan : amiiiiiiiiiiiiiiiiiiin…

***

tak cukup kata tuk lukiskan kecintaan pada indonesia, yang semakin hari semakin ditinggalkan. banyak hal yang seharusnya menjadi plus point tuk indonesia, dari kekayaan alam sampai keragaman budaya. e, malah diremehkan dan ditinggalkan, bahkan diperlakukan rendah hanya tuk kepuasan nafsu orang perorangan dan kelompok perkelompok di indonesia yang bahkan mengatas namakan agama..

keberagaman suku, agama dan ras pun, yang seharusnya kembali menjadi plus point buat indonesia, juga mulai dijadikan alat perpecahan, -yang sekali lagi- hanya untuk nafsu orang perorangan dan kelompok perkelompok….

tuhan, tolong dong… cuma Engkau yang bisa nih…

jadi inget lagu Slank.. yang “Balik-balikin” itu deh.. ;P

balikin.. oh oh balikin..
negri ku seperti dulu lagi..

higs..

anis

Make a Comment

Tinggalkan komentar

10 Tanggapan to “surga yang ada borobudurnya..”

RSS Feed for “Islam Indie” Comments RSS Feed

Salam kenal Mbak Anis,
Sudah lama sih baca-baca blognya, cuma baru sekarang ‘meninggalkan jejak’ karena yang ditulis ‘kena’ banget dengan saya. Thanks ya.
Soal keberagaman suku yang malah jadi alat perpecahan, saya pernah nulis tuh dengan konteks pemblokiran YouTube – kesimpulannya: bangsa Indonesia memang pengidap xenophobic akut. Sedih ya…
Terus tulis ‘gugatan’nya ya – I really enjoy your writing.

wah, saya harus ke blog mas avianto tuk baca ttg penyakit xenophobic akut itu nih..
apaan sih itu mas??
somekind like ketakutan yang berlebihan gitu yaa?
atau ketakutan yang ga pada tempatnya?
nanti saya main ke sana deh..

e, salam kenal juga dan makasih yaa..

@ mas avianto
saya sebetulnya, menganggap manusia indonesia itu sehat wal afiat. manusia yang utuh.
saya justru sangat mencurigai pihak-pihak yang terus menerus menghembusi aroma perpecahan termasuk yang berbau agama. saya tidak mencurigai zionis dsbnya, karena malah akan masuk dalam ketakutan yang dihembuskan itu sendiri. pada kondisi tertentu, agama berbau perpecahan ini memang sudah seperti candu dan menghilangkan akal sehat.

dan tidak ada cara lain tuk sembuh, selain kesadaran dari manusianya itu sendiri. maka kenapa saya terus menerus berbicara di sini, juga semua blogger lain tentunya, itung-itung ini teraphi tuk kita semua.

kecanduan hanya membangkitkan ilusi dan angan-angan.. maka tidak ada yang bisa membangkitkan kesadaran, selain kembali berpegang pada kenyataan..

maka yuk, kita sama-sama saling sehat dan menyehatkan kehidupan ini.
tentu sebagai blogger, caranya dengan membuka begitu banyak kenyataan di sekitar kita. di sini, awal kita berjuang..

salam hangat,
anis

halo anis..
wah produktif banget ya nulisnya.. emang tukang protes nih :))

ke borobudur haram? ya iya kalo masuknya gak bayar tiket! :))

keep posting! 🙂
eh, mana janjinya mau nulis spesial buat aku?? hehehe..

@ daniel..
tadinya saya kepikir tuk …apa itu…, hiatus?? yang berhenti ngeblog sejenak itu loh. tadi main ke blognya pak guru sawali, katanya doi hiatus selama tiga bulan. ehmm, saya kuat hiatus berapa lama ya niel?? hehehe..
lah, pas main ke blog yang lain-lain, jadi terinspirasi lagi deh. tangannya udah gatel lagi tuk nulis. dan karena tukang protes itulah, maka saya dibuatkan blog ini..
kasihan yaa saya, hehehe.. ;P

insyaAllah ya ntar ditulis buat daniel.
tadi saya sibuk bikin kue sama anak-anak. kali ini cake jeruk. science through cookery gitu deh. antara bikin kue dengan praktikum fisika, asa lebih mirip ke praktikum fisika.. blepotan dan berpotensi gagal lebih tinggi. hehehe.. ;P

wah, kalau bisa dibagi kuenya di sini, semua pengunjung boleh dapet satu-satu nih..
makasih yaaa, buat semua yang mampir ke sini..

lha kalo saya malah inget cerita pak ustad, katanya malaikat protes ketika Tuhan mau menciptakan manusia..

@ kang Aom
kata ustad lain, malah begini. jangan harifah melihat proses penciptaan manusia. malaikat dan setan adalah sisi baik dan sisi buruk manusia. dan malaikat yang protes adalah kebaikan yang mengkhawatirkan akan besarnya keburukan manusia. karena bagaimanapun, manusia secara alamih lebih mendekat pada insting kemanusiaannya, berupa nafsu dan syahwat tea. tapi tuhan optimis pada manusia. kenapa? karena manusia diberi akal. diberi kemampuan berpikir lengkap. lengkap dengan “berpikirnya hati” kalau bahasa sekarang kecerdasan kognisi dan kecerdasan emosi, yang melahirkan kecerdasan spiritual..

maka kenapa banyak ayat dalam qur’an mengatakan,”..dan demikian tanda-tandaKu, untuk mereka yang berpikir..” dan juga kenapa qur’an start dari Iqra’ (membaca, merenungi, melihat lebih jernih dsb)

jadi sebetulnya, semua ini kembali kepada manusianya sendiri. mau berpikir atau tidak..? mau lebih jernih lagi atau tidak? yang sering terjadi kan manusia hanya sekedar mengikuti.. alias taklid. ini yang runyam. kenapa taklid pada agama ini sulit sekali dirubah, karena agama menjadi stempel kesholehan, jalan masuk surga. kesannya kalau ga gitu, ga masuk surga. haduhhh…

yang lucu di kejadian pengajian tsb, ada seorang bapak yang sudah sepuh, yang juga protes soal pengharaman ke borobudur itu. cara protesnya sederhana, katanya gini..
“saya ini mungkin sudah tua yaa, zaman saya dulu beragama tidak seperti sekarang. dulu, saya mencintai borobudur ya karena borobudur itu ada di indonesia saja, tidak punya pikiran buruk ini itu. dihubung-hubungi ini dan itu. biasa saja kehidupan beragama dulu, tidak rumit-rumit amat..”

menjadi pertanyaan: yang boleh masuk surga itu yang bagaimana sih?? yang berprasangka buruk tapi lengkap berlabel agama atau yang berprasangka baik meski tanpa label agama?
manusia mulai meninggalkan saripatinya beragama..

@mbak Anis,

Jadi sadar betapa pentingnya pendidikan ya? Hembusan ‘aroma perpecahan’ tentunya tidak mempan terhadap orang yang berpendidikan (pendidikan dalam artian yang sebenarnya ya – bukan cuma sekolah + gelar).

One problem tho – sebagai blogger tentunya kita bisa mengangkat permasalahan ini, tapi ya itu tadi, we are like preaching to the crowd. Pembaca blogger pastinya berpendidikan dan pastinya sudah sadar permasalahan ini.

Satu hal sih sebenarnya yang sangat mengganggu saya selama ini berinteraksi dengan ‘manusia Indonesia’, kenapa ya pertanyaan “Kamu dari mana?” atau “Asalnya dari mana” seakan-akan penting sekali? Memangnya penting ya? Bukankah ini sebenarnya sebuah ‘pertanda’ sikap xenophobic? atau curiosity? Ntah lah – yang jelas kalau ‘dari mana’ masih berpengaruh dalam konteks “Indonesia” sampai kapan pun tidak akan ada “Indonesia seutuhnya”…

@ avianto
hehehe, saya bisa ngerti perasaan mas avianto dalam dua sisi ini..

konon kebangkitan selalu diawali oleh kelompok yang terpelajar tapi tidak nyaman. alias kelompok menengahnya. termasuk yang baru bisanya nge-blog kaya kita-kita ini. perjuangan memang selalu berawal dari langkah kecil bernama pemikiran. karena dari sini, langkah besar kelak di mulai. karena dengan “pemikiran” ini, minimal bisa menjadi “sikap hidup” kita. perubahannya sendiri, mungkin bukan oleh kita, tapi oleh mereka yang akhirnya turut menyadari kebenaran pemikiran dan kenyataan yang terlontar dalam blog2 kita. believing is just the beginning ,begitu kata dalam buku dongeng peri anak saya..;P

soal “indonesia seutuhnya”
saya mau bilang, keutuhan itu ya termasuk pertanyaan2 itu. pertanyaan2 itu harus biasa kita hadapi, jangan dihindari. kalau kita mau menerima indonesia seutuhnya, ya termasuk mau tahu ttg keberagamannya. bahwa kemudian ada sterotipe tertentu untuk suku, ras dan agama tertentu pula, ya itulah yang harus kita hilangkan dari pikiran kita.
dulu, saya mengingkari kecinaan saya. pengingkaran itu semakin kuat ketika masuk islam. kenapa? karena lingkungan saya juga seperti tidak mau tahu dengan kecinaan saya. lah, kalau tiba-tiba anak saya sipit, kenapa disebut “ih kok sipit?”. maka, mengakui saya ini cina indonesia adalah yang lebih baik daripada dipermasalahkan “ih kok sipit?” nya. sama misalnya, dengan orang padang yang sering diindentikkan dengan pelit. buat saya lebih baik saya tahu seseorang itu minang/padang daripada mempermasalahkan pelitnya. toh, ga semua padang itu pelit. jawa juga ada yang pelit. inikan sudah masuk ke hal “diluar” warna-warni sara itu sendiri.

justru itu loh mas avianto, yang sering mengganggu pergaulan kita.
tuk membuang kecurigaan itu ya harus mau mengenal lebih dekat.. penting tidak penting, memang tidak ada jalan lain. atau sebut saja, itu bagian dari step tuk menjadi utuh itu sendiri.
gimana mas?

dalam sebuah buku saya, dikatakan penyebutan “bani israil” dalam qur’an itu berbeda dengan negara isreal saat ini. nah, bagaimana ini beda? sementara dikebanyakan sikap umat islam, bani israil suka diidentikan dengan negara israel. maka mau ga mau, kita harus mau mengenal lebih dekat. baik dari sudut qur’an, maupun dari realitasnya. kebanyakan bani israil yang disebut dalam kitab suci itu sendiri, yang merupakan keturunan dari nabi ishak, sudah tersebar dan beranak cucu dengan banyak suku bangsa di dunia. maka sebetulnya ada “makna lain” dalam pengertian “bani israil” itu dalam qur’an. maklum, qur’an kan sarat alegori, metafora,perumpamaan2 dsbnya. dan semua kitab suci, nyaris demikian..

hehehe, mengenal lebih dekat bisa mengurangi kebiasaan mengklaim, loh..
sederhananya mah gitu..
dan ini memang harus dimulai dari kelompok terpelajarnya. yang dibawah cenderung hanya mengikuti saja. atau bahkan, di masyarakat bawah itu loh keberagaman terasa lebih nge-blend.
kapan-kapan saya cerita soal ini yaa.. ;P

Semua yang baik-baik ada di surga. Gak percaya??? Masuk aja… ke surga. Nih tiketnya! Iman yang baik plus amal shalih yang berkelanjutan. Insya Allah…


Where's The Comment Form?

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...